BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajaryang disamapikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnyaberorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.
Maka didalam makalah ini akan membahas tentang “pendekatan sistem dalam pembelajaran”.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pendekatan sistem dalam pembelajaran?
2. Ciri-ciri sistem dalam pembelajaran?
3. Komponen-komponen pendekatan sistem pembelajaran?
4. Manfaat pendekatan sistem pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendekatan sistem?
2. Mengetahui ciri-ciri sistem dalam pembelajaran?
3. Mengetahui Komponen-komponen pendekatan sistem pembelajaran?
4. Mengeahui Manfaat pendekatan sistem pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Sistem
Dalam The Holt Intermediate Dictionary Of American English (1966) dinyatakan bahwa sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama. Menurut Churchman (1968) sistem merupakan seperangkat bagian yang terkoordinasi untuk menyelesaikan seperangkat tujuan.
Suatu definisi sistem yang agak luas telah dirumuskan oleh Kast, dan Rosenzweig (1974), yaitu sistem dipahami sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan terpadu terdiri atas dua bagian atau lebih yang saling tergantung dan ditandai oleh batas-batas yang tegas dari lingkungan suprasistemnya. Haveloch dan Huberman (1978) mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan unsure yang berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.[1]
Sistem merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam penggunaanya bergantung pada berbagai factor yang erat hubungannya dengan usaha pencapaian tujuan tersebut.
Istilah pendekatan sistem sendiri dapat diartikan sebagai sebuah proses yang logis dan beruang yang dpat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu progam pembelajaran. Benny, berpandangan bahwa pendekatan sitem adalah sebuah prosedur yang digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien.
Johson, Kast, dan Rosenzweig (1973) mengemukakan bahwa pendekatan sistem ialah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan factor-faktor lingkungan internal dan eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu.
Sejalan dengan pendapat ketiga pakar tersebut, Van Gigch (1974) mengemukakan, bahwa pendekatan sitem merupakan desain metodologi, kerangka kerja konseptual, metode ilmiah baru, teori keorganisasian, system manajemen, metode rekayasa riset operasi, dan metode untuk meningkatkan efisiensi biaya serta metode untuk menerapkan teori umum sistem (Bertalanffy, 1979)[2].
Pendekatan sistem merupakan dasar penentuan strategi yang akan diwujudkan dengan penentuan metode merupakan alat yang digunakan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran.
Sebagai desain metodologi, pendekatan sitem merupakan alat bantu bagi para pengambil keputusan dengan cara mempertimbangkan semua permasalahan yang berkaitan dengan keputusan yang di ambilnya,sedangkan pendekatan sitem sebagai kerangka konseptual bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai kecenderungan fenomena yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin.
Parson (1964) seorang pakar sosiologi telah mengadopsi pandangan umum teori system dan disajikan dasar dalam penelitian kelompok sosial. Didalam ilmu ekonomi pendekatan sistem telah diterapkan secara meluas dalam system ekonomi modern. Konsep keseimbangan yang menjadi salah sat karakteristik dalam konsep dasar dalam teori dan praktik ekonomi. Hal ini pula yang menjadi dasar konsep teori penawaran dan permintaan (Suppy And Demand) dalam teori dan praktik ekonomi[3]
Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendekatan sistem dalam pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
B. Ciri - Ciri sistem pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik dalam Darwin Syah terdapat tiga cirri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu :[4]
a. Rencana, penataan intensional orang, material dan prosedur yang merupakan unsur sistem pembelajaran sesuai dengan suatu rencana khusus, sehingga tidak mengambang.
b. Kesalingtergantungan (interdependent), unsur-unsur suatu sistem merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan, masing-masing bagian bersifat esensial, satu sama lain saling memeberikan sumbangan tertentu.
c. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu. The goal is the purpose for which the system is design.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach ).
b) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru ( teacher centered approach )[5].
C. Komponen-komponen yang mempengaruhi sistem pembelajaran
Beberapa komponen yang mempengaruhi sistem pembelajaran yaitu sebagai berikut
a. Siswa
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespon dengan tindakan belajar. Siswa merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi factor penentu sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.[6] Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah siswa karena siswalah yang memiliki tujuan tersebut.
b. Guru
Guru adalah sebagai pendidik,pembimbing,dan meditor. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwasanya guru sebagai penegah dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya menegahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa, memberikan suatu ilmu dan pengetahuan yang tidak diketahui siswa. Ditangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar disekolah dan bergantungnya masa depan para siswa yang menjadi tumpuan para orang tuanya.
Guru merupakan komponen dalam sistem pembelajaran yang mempunyai tanggung jawab dalam merencanakan dan menuntut para siswa melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru juga bertanggung jawab atas membimbing siswa agar mereka memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, dan ilmu pengetahuan yang ingin dicapai oleh wacana pembelajaran yang telah direncanakan dan ditetapkan.
c. Tujuan Pengajaan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Djamarah mengatakan bahwa tujuan pengajaan adalah deskripsi tentang penamplan prilaku murid-murid yang diharapkan setelah mereka mempelajari bahan yang di ajarkan oleh guru.[7]
Sebelum pembelajaran dimulai, guru terlebih dahulunmeruuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dengan pelajaran yang akan diberikan tersebut. perumusan tujuan pembelajaran dalam sebuah sistem pembelajaran perlu dilakukan pada tahap awal, yaitu pada saat mendesain progam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penentuan instrument evaluasi yang akan digunakan dalam mengatur pencapaian tujuan sekaligus juga merupakan hasil belajar. Peranan tujuan sangat penting sebab menentukan arah proses belajar mengajar. Tujuan yang jelas akan member petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pengajaran, penetapan metode dan alat bantu pengajaran.
d. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[8] Metode pembelajaran adalah cara-ara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individu atau kelompok. Bereda dengan strategi mengajar (teaching strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil mengajar yang dikehendaki. Artinya dibandingkan dngan strategi, metode pada umumnya kuang berorientasi pada tujuan (less goal oriented). Karena metode ini dianggap komsep yang lebih luas dari pada strategi.
e. Media
Media adalah sutu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima. [9]Menurut Gagne dalam Sadiman menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkugan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dan juga sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran.
Adapun dalam penggunaan media daam pembelajaran sebaiknya memperhatikan criteria-kriteria sebagai berikut:
1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran
2) Dukungan trhadap isi pelajaran
3) Kemudahan memperoleh media
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya
6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa[10]
f. Materi
Dalan kegiatan belajar mengajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencpai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain, terutama komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan keckapan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-sehari. Materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam siem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran.
g. Evaluasi Belajar
Hasil belajar sangat berkaitan dengan pencapaia memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dan ditetapkan. Dengan demikian salah satu tugas pokok guru ialah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.[11] Evaluasi belajar merupakan proses yang perlu dilakukan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan evaluasi ini ialah untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar dan belajar peserta didik secara tepat dan dapat dipercaya. Kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai tentang indictor-indikator perubahan perilaku dan pribadi peserta didik.
Secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau pengukuran terhadap kemampuan dan kemajuan peserta didik dalam menguasai materi yang telah disampaikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran yang dilakukan seorang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program pengajaran.
h. Lingkungan
Lingkungan pembelajaran merupakan komponen PBM yang sangat penting demi suksesnya belajar siswa. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan psikologis pada waktu PBM berlangsung.
D. Manfaat Pendekatan Sistem Pembelajaran
Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1. Melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi, manakala dalam suatu proses pembelajaran tanpa adanya tujuan yang jelas. Tentu, proses pembelajaran tidak akan menjadi fokus, dalam arti pembelajaran akan menjadi tidak bermakna serta sulit menentukan efektifitas proses pembelajaran..
2. Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
3. Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
4. Pendekatam sistem dapat memberikan umpan baik. Melalui proses umpan balik dalam pendekatan sistem dapat diketahui apakah tujuan itu telah berhasil dicapai apa belum. Hal ini sangat penting sebab mencapai tujuan merupakan tujuan utama dalam berfikit sistemik[12].
CRITICAL THINKING
Pendekatan diartikan sebagai suatu proses, cara, perbuatan mendekati.pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pebelajaran itu tergantung pada kinerja komponen-komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran. Kerja sama antar komponen sangat diperlukan guna mencapai tujuan utama dalam proses pembelajaran, yaitu keberhasilan siswa mencapai sesuatu.
Factor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar adalah guru. Kenapa? Karena guru merupakan komponen yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Sehingga seorang guru dituntut professional. Professional dalam mengajar dan professional diluar peran sebagai guru. Professional mengajar maksudnya dalam menyampaikan materi seorang guru harus bisa menguasai materi yang akan disampaikan, bisa menguasai metode dalam pembelajaran, bisa menguasai cara mengevaluasi, dan sebagainya. Sedangkan professional diluar peran sebagai guru yaitu jika di sekolah sebagai seorang guru tetapi jika di rumah bisa memposisikan dirinya dan selalu memberikan contoh yang baik di luar sekolah. Meskipun guru juga seorang manusia biasa yang pastinya memiliki masalah pribadi dan keunikan tersendiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan sitem merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
Cirri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu: rencana, material, dan prosedur, kesalingketergantungan, tujuan.
Komponen-komponen dalam pendekatan sistem pembeljaran di antaranya:
1. Siswa
2. Guru
3. Tujuan pengajaran
4. Metode
5. Media
6. Materi
7. Evaluasi belajar
8. Lingkungan
Manfaat pendekatan sistem dalam pembelajaran:
a. Melalui pendekatan system, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas
b. Pendekatan system menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
c. Pendekatan system dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang telah saya susun. Saya sadar dan tahu bahwa makalah saya masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan sumbangan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat bagi kami semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Iif Khoiru DKK. 2011. Pembelajaran Akselerasi. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Djamarah, 2002. Guru Dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta,
Rusyan A. Tabrani.1994 Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakary
Sadiman arief dkk,1993. Media Pendidikan- Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatannya, jakarta: Rajawali Pers
Sardiman. 2011 Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana Nana Dan Rivai, 1989. Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru
Soenarya, Endang. 2000. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Shah Darwin 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gaung Persada Pres
Utsman, Kahar dan Nadhirin. 2008. Perencanaan Pendidikan. Kudus: Pusat pengembanagan sumber belajar STAIN Kudus.
Wina Sanjaya, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media Group
[1]Endang Soenarya.. Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa,2000), hal. 11-12
[2] Kahar Utsman dan Nadhirin.. Perencanaan Pendidikan. (Kudus: Pusat pengembanagan sumber belajar STAIN Kudus, 2008), hal. 59
[3]Endang Soenarya, Ibid hal. 22
[4] Darwin Shah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gaung Persada Pres, 2007, hal.20
[6] Sadirman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, Hal. 111
[9] Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan- Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatannya,jakarta: Rajawali Pers, 1993, hal. 6
[11] A. Tabrani Rusyan. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, hal.21
[12] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 7-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar