LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA KESULITAN BELAJAR

KATA PENGANTAR
            Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada saya dalam penyusunan laporan ini. Sehingga laporan tugas Pemahaman Individu 1 dapat selesai tepat  pada waktunya. Guna memenuhi tugas.
Tujuan disusunnya laporan ini yaitu untuk mengobservasi dan mewawancarai siswa yang kesulitan dalam belajar.
            Terima kasih atas perhatiannya karna sudah membaca laporan ini. Jika ada kata dan isinya kurang berkenan  dalam laporan ini saya mohon maaf.      
Semarang, Mei 2012
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar  merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar . secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif maupunpsikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana contoh penyusunan observasi siswa kesulitan belajar?
2.      Bagaimana contoh penyusunan wawancara siswa kesulitan dalam belajar?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui cara penyusunan observasi siswa kesulitan belajar.
2.      Mengetahui cara penyusunan wawancara terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar.
                 
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Penyusunan Observasi
Tema                           : Siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.
Tujuan                         :
ü  Mengamati perilaku siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.
ü  Mengetahui perilaku siswa ketika belajar di rumah dan mengalami kesulitan dalam belajar.
Jenis Observasi            : Observasi Sistematik
Alat Observasi                        : Check List
Target Person              : Siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam belajar
Waktu                                     : Malam hari saat sedang belajar di rumah
Tinjauan Teori
1.      Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.
2.      Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a.       Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya  agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor  fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor  psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1.      Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2.      Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b) gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3.      Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.
b.      Faktor  Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif.
Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut.
a.       Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b.      Cara membaca buku yang efektif.
c.       Cara membuat catatan pelajaran.
d.      Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e.       Cara belajar kelompok.
f.       Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b.      Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c.       Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d.      Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.
e.       Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.
Rancangan Observasi:
NO.
Perilaku yang Muncul
Ya
Tidak
1.
Kelihatan kebingungan
ü   
2.
Menonton TV
ü   
3.
Menangis
ü   
4.
Marah-marah sendiri
ü   
5.
Menyendiri
ü   
6.
Kurang konsentrasi
ü   
7.
Selalu cemas saat belajar
ü   
2.      Penyusunan Wawancara
Tema                           : Siswa kelas V SD yang kesulitan dalam belajar.
Tujuan                         :
ü  Mengetahui alasan seorang anak kesulitan dalam belajar.
ü  Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Bentuk Wawancara     : Semi terstruktur
Jenis Wawancara         : Wawancara pribadi
Target Person              : Siswa kelas V SD yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Waktunya                    : Malam hari saat sedang belajar di rumah.
Tinjauan Teori
1.      Pengertian Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar.
2.      Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
a.       Faktor Internal
Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya  agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor  fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar, karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor  psikis diantaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.
Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1.      Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan, kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang matang.
2.      Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b) gangguan kesehatan (sakit-sakitan).
3.      Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.
b.      Faktor  Eksternal
Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara (nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar.
Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif. Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut.
a.       Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
b.      Cara membaca buku yang efektif.
c.       Cara membuat catatan pelajaran.
d.      Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.
e.       Cara belajar kelompok.
f.       Teknik menyusun laporan.
Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a.      Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.
b.      Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.
c.       Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
d.      Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.
e.       Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.
Daftar Pertanyaan:
Daftar pertanyaan untuk menjalin rapport:
1.      Malam, dik! Sedang apa,Dik?
2.      Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?
3.      Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?
Daftar pertanyaan inti:
1.      Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami kesulitan?
2.      Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi sekarang tidak?
3.      Apakah adik punya masalah dalam belajar?
4.      Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
5.      Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
6.      Misalnya pelajaran apa?
7.      Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan?
8.      Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?
9.      Gurunya Adik tidak menegur Adik?
10.  Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik  menegur Adik?
11.  Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?
12.  Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau dimarahi ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik menurun?
Laporan Wawancara
            Identitas Responden
            Nama               : Muhammad Ramadani Ariyanto
            Usia                 : 10 Tahun
            Alamat                        : Desa Bogosari, Rt/Rw. 08/01, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak
            Pekerjaan         : Pelajar
            Status              : -
           
No.
Pertanyaan dan Jawaban
Aspek
1.
P: Malam, dik! Sedang apa,Dik?
J: Malam juga, Kak. Sedang belajar, Kak.
Aspek pribadi
2.
P: Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?
J: Alhamdulillah baik, Kak.
Aspek pribadi
3.
P: Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?
J: Sekolah hari ini baik-baik saja, Kak.
Aspekpribadi
4.
P: Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami kesulitan?
J: Ya ini, Kak.
Aspek pribadi
5.
P: Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi sekarang tidak?
J: Ada, Kak.
Aspek pribadi
6.
P: Apakah adik punya masalah dalam belajar?
J: Iya, Kak
Aspek pribadi
7.
P: Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
J: Tidak bisa mengerjakan PR.
Aspek pribadi
8.
P: Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?
J: Pelajaran yang hitung-hitungan.
Aspek pribadi
9.
P: Misalnya pelajaran apa?
J: Matematika itu, Kak. Sulit sekali.
Aspek pribadi
10.
P: Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan materinya?
J: Iya, Kak.
Aspek pribadi
11.
P: Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat adik kesulitan belajar?
Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?
J: Susah sekali kalau mau berkonsentrasi. Biasanya saya memang bicara sendiri dengan teman di sebelah saya.
Aspek pribadi
12.
P: Gurunya Adik tidak menegur Adik?
J: Selalu menegur, Kak.
Aspek pribadi
13.
P: Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik  menegur Adik?
J: ketika ditegur diam, terus mendengarkan guru.
Aspek pribadi
14.
P: Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?
J: Diulang lagi kalau gurunya tidak melihat saya, Kak.
Aspek pribadi
15.
P: Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau dimarahi Ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?
Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik menurun?
J: Kalau dimarahi ya didengarkan,Kak. Saya akan lebih giat belajar lagi, Kak.
Aspek pribadi
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).
DAFTAR PUSTAKA
·         Djamarah, SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
·         Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG.
·         Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.